Pengalihan PDAM Pacet: Ambisi Air Bersih VS Kekhawatiran Petani di Kabupaten Bandung

Pengalihan PDAM Pacet: Ambisi Air Bersih VS Kekhawatiran Petani di Kabupaten Bandung



Pacet, Kabupaten Bandung (24 Juni 2025) – Proyek ambisius pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Timur/Kertasari yang dikelola oleh Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Raharja tengah menjadi sorotan utama di Kabupaten Bandung. Berencana untuk memperluas cakupan layanan air bersih hingga ke pelosok desa, proyek ini menghadapi dinamika di lapangan, termasuk penolakan dari warga lokal yang khawatir akan dampak terhadap sektor pertanian dan minimnya komunikasi.


Proyek Jumbo untuk Kebutuhan Air Bersih


Pada awal tahun 2025, Kabupaten Bandung menegaskan komitmennya dalam peningkatan akses air bersih, dengan fokus pada wilayah Pacet sebagai bagian dari proyek SPAM Bandung Timur/Kertasari. Peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Februari 2025 di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cikoneng, Kecamatan Ciparay, menandai dimulainya babak baru dalam penyediaan air bagi masyarakat.


Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi air minum dari 600 liter/detik menjadi 1.100 liter/detik, dengan mengandalkan Sungai Citarum sebagai sumber air baku utama. Nantinya, distribusi air bersih dari IPA Cikoneng akan menjangkau delapan kecamatan padat penduduk, meliputi Pacet, Ciparay, Baleendah, Dayeuhkolot, Majalaya, Cikancung, Solokanjeruk, Rancaekek, dan Cicalengka. Dengan kapasitas baru ini, PDAM Tirta Raharja menargetkan penambahan 160.000 sambungan rumah, melonjak signifikan dari 118.500 pelanggan yang telah terlayani saat ini.


Penolakan Warga dan Suara Petani


Namun, perjalanan proyek ini tidak semulus yang dibayangkan. Pada Juni 2025, warga Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, menunjukkan penolakan keras terhadap pembangunan galian SPAM yang merupakan bagian vital dari pengembangan tersebut. Mayoritas warga, yang berprofesi sebagai petani, menyatakan keberatan karena merasa tidak dilibatkan dalam proses komunikasi dan sosialisasi awal proyek.




Kekhawatiran utama mereka adalah potensi terganggunya pasokan air untuk kebutuhan pertanian. Para petani menuntut adanya sosialisasi yang transparan dan jaminan konkret bahwa proyek ini tidak akan merugikan masyarakat lokal, terutama dalam hal ketersediaan air irigasi yang vital untuk mata pencaharian mereka.


Jaminan Tarif dan Kualitas Layanan


Menanggapi kekhawatiran masyarakat, PDAM Tirta Raharja menegaskan bahwa kebijakan tarif air minum tidak akan mengalami perubahan atau kenaikan akibat proyek ini. Tarif akan tetap berada pada tingkat yang wajar dan terjangkau bagi masyarakat. Evaluasi tarif telah dilakukan secara cermat bersama BPKP Provinsi Jawa Barat, dan hasilnya telah dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang mengikat.


PDAM Tirta Raharja berharap pengalihan dan pengembangan layanan di Desa Pacet ini, yang akan efektif pada 24 Juli 2025, akan menjadi bagian integral dari upaya besar untuk memperluas akses air bersih berkualitas hingga ke wilayah pedesaan. Meskipun diwarnai penolakan dan kekhawatiran, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta jangkauan layanan air bersih secara signifikan di seluruh Kabupaten Bandung, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang berkelanjutan.


#PDAM #Pacet #KabupatenBandung #AirBersih #SPAM #TirtaRaharja #Petani #PembangunanDaerah


Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama