Cileunyi, Kabupaten Bandung – Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si,calon bupati Kabupaten Bandung, menggelar diskusi terbuka di Boba Cafe, Cileunyi, pada Sabtu malam (9 November 2024). Diskusi ini dihadiri oleh berbagai komunitas, aktivis lingkungan, dan para tokoh budaya setempat yang ingin mendengarkan langsung gagasan Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si tentang pelestarian lingkungan dan penguatan budaya lokal di wilayah Kabupaten Bandung.
Dalam dialog yang berlangsung santai namun penuh makna ini, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam. Ia menyoroti berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi Kabupaten Bandung, seperti masalah sampah, kualitas air yang menurun, hingga konversi lahan pertanian menjadi area pemukiman. Menurutnya, semua ini harus segera diatasi agar Kabupaten Bandung tetap menjadi daerah yang asri dan nyaman dihuni.
“Kabupaten Bandung ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun kita menghadapi tantangan besar dalam pelestarian lingkungan. Saya berkomitmen untuk mengedepankan kebijakan yang ramah lingkungan, baik dalam pengelolaan sampah, pelestarian air, maupun perlindungan lahan hijau,” ungkap Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si di depan para peserta diskusi.
Tidak hanya lingkungan, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si juga berbicara panjang lebar mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal. Sebagai daerah yang kaya akan kearifan lokal dan tradisi, Kabupaten Bandung memiliki potensi budaya yang kuat, mulai dari kesenian tradisional seperti wayang golek, jaipongan, hingga upacara adat yang unik. Ia menekankan bahwa budaya lokal ini perlu terus dirawat dan dikenalkan kepada generasi muda agar tidak hilang termakan zaman.
“Budaya lokal adalah identitas kita, kita perlu mempertahankannya agar
generasi penerus bisa menghargai dan melanjutkannya. Saya akan mendorong lebih
banyak program pengenalan budaya lokal di sekolah-sekolah serta mendukung
kegiatan-kegiatan budaya di masyarakat,” tambahnya.
Beberapa peserta diskusi menyampaikan apresiasi atas perhatian Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si terhadap pelestarian budaya dan lingkungan. Banyak yang merasa bahwa isu ini sering diabaikan dan mengharapkan kehadiran pemimpin yang benar-benar peduli. Dalam sesi tanya jawab, seorang warga bernama Euis Marlina (52) menanyakan tentang rencana konkret Dadang untuk mengurangi sampah di wilayah Cileunyi dan sekitarnya.
Menanggapi hal tersebut, Dadang menyatakan bahwa salah satu program utamanya adalah memfasilitasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan mendirikan bank sampah di setiap desa. Program ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih mandiri dalam mengelola sampah sekaligus meningkatkan kesadaran untuk mendaur ulang.
“Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini akan sangat efektif, karena
dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Selain itu, kami juga akan
berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan mengadakan edukasi tentang pengelolaan
sampah dan daur ulang,” jawabnya.
Diskusi yang berlangsung hampir dua jam ini ditutup dengan komitmen Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si untuk terus membuka ruang dialog dengan masyarakat. Menurutnya, mendengarkan masukan langsung dari warga merupakan hal yang sangat penting agar kebijakan yang diambil nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagai penutup, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si berharap dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya lokal. Ia yakin bahwa dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, Kabupaten Bandung bisa menjadi daerah yang maju tanpa kehilangan jati dirinya.
Acara diskusi di Boba Cafe ini pun mendapat respons positif dari masyarakat
setempat yang hadir. Banyak yang berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan,
sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi dan ide-ide langsung kepada calon
pemimpin daerah.